iTani Indonesia

Petani Keliki Ubud Semringah, Pompa Air Tenaga Surya Mulai Beroperasi

bali.jpnn.com, GIANYAR - Petani Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali, semringah. Mereka bisa tersenyum berkat keberadaan pompa air tenaga surya, yang dibangun Tim GoGerilya, startup lulusan program Gerakan Inisiatif Tenaga Surya (Gerilya) Kementerian ESDM. Keberadaan pompa air tenaga surya ini cukup bermanfaat lantaran membantu sistem irigasi petani setempat. GoGerilya membutuhkan waktu dua pekan bersama tim Society of Renewable Energy (SRE), mahasiswa Universitas Udayana, dan puluhan masyarakat Keliki, salah satu desa binaan yang masuk dalam program Desa Energi Berdikari PT Pertamina (Persero). Sebelumnya, level elevasi dan sistem antre saat musim kemarau membuat sawah tidak mendapatkan air irigasi. Baca Juga: Komitmen Bali Menciptakan Lingkungan Bersih; Operasikan 500 Panel Surya di PLTS Kayubihi Masyarakat Desa Keliki sebagian besar berprofesi sebagai petani dengan sumber pengairan dari mata air sungai yang dibuatkan jalur irigasi ke sawah dengan struktur terasering. Survei GoGerilya, kapasitas terpasang listrik Desa Keliki rendah, jaringan listrik yang belum terjangkau di lokasi, dan belum tersedia sumur yang ada. Oleh karena itu, tim GoGerilya memilih pompa tenaga surya sebagai solusi terpilih. Baca Juga: Tol Bali Mandara Dilengkapi Panel Surya, Produksi Listrik Mandiri untuk Operasional JBT "Pembagian tugasnya, Tim GoGerilya yang telah mendapatkan sertifikasi pemasangan, mengerjakan sistem mekanikal dan elektrikal. Mahasiswa membantu perakitan sistem dengan pembekalan, yang diberikan sebelumnya oleh tim inti. Masyarakat setempat yang mengerjakan fondasi dan membantu pemasangan pipa untuk sistem pengairan," ujar Founder SRE, sekaligus penanggung jawab kegiatan, Zagy Yakana Berian. Zagy mengungkapkan meski memakai sistem subak, debit air yang semakin kecil seiring menurunnya level elevasi pada sawah dan sistem antre saat musim kemarau, mengakibatkan debit air tak bisa memenuhi kebutuhan semua sawah. Maka dari itu, tujuh subak di desa tersebut mendapat bantuan Pertamina berupa sumur, pompa celup berkapasitas 1,5 HP bertenaga panel surya sebesar 2,5 kWp tanpa menggunakan baterai melainkan inverter, yang dapat menyesuaikan frekuensi saat matahari bersinar. Zagy mengungkapkan seluruh sistem dengan total 17,5 kWp ditempatkan berdekatan dengan pura di masing-masing subak tersebut. Sistem ini bekerja hanya saat matahari bersinar dengan rata-rata empat jam sehari dan total air terkumpul 12.000 liter per hari. Air yang dihasilkan selain untuk irigasi, sebagian disimpan di tangki air 1.100 liter guna kebutuhan kegiatan adat di pura setempat. Keberadaan sistem irigasi ini membuat petani setempat tersenyum. "Sekarang, debit air di irigasi kami mulai bertambah berkat sistem pompa tenaga surya. Selesai aktivitas dari sawah, kami juga bisa bersih-bersih dari air yang tersimpan pada tangki sebelah pura," ujar Wayan Sucipta, petani Desa Kelik. (antara/lia/JPNN)

Petani Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali, semringah. Mereka bisa tersenyum berkat