iTani Indonesia

Petani Muda Jadi Penentu Kemandirian Pangan

KABUPATEN – Sukses tidaknya upaya swasembada pangan Nusantara bergantung pada generasi petani millennial. Masa depan pertanian berada di tangan anak-anak muda yang mau bertani. Sementara industri pertanian masih menjadi salah satu lapangan kerja terbesar di Indonesia. Hal itu diungkapkan Staf Khusus Menko PMK bidang Organisasi dan Tata Kelola Prof Ravik Karsidi saat mengisi Kuliah Umum di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Lawang, Kabupaten Malang, Jumat (19/8). “Polbangtan merupakan ujung tombak dalam menyiapkan tenaga kerja pertanian yang andal. Di tangan lulusan Polbangtan-lah kita menyandarkan harapan untuk ketersediaan produksi pangan di masa depan,” ujar Ravik. Menurutnya, globalisasi dan revolusi Industri 4.0 sudah merebak. Intrusi teknologi digital telah menerobos hampir di segala bidang. ”Namun ada satu hal yang pasti, bahwa manusia masih akan tetap makan,” terangnya. Makanan berasal dari hasil pertanian maupun hasil pengolahan produk pertanian. Untuk menjaga kehidupan peradaban, pertanian adalah kebutuhan primer. Menurut Ravik, kemandirian pangan dan kesejahteraan petani harus bisa meningkat signifikan. Profesionalisme dan daya saing petani harus terus ditingkatkan. Karena itu Polbangtan Malang menjadi salah satu wadah menciptakan SDM pertanian. “Industri pertanian masih menjadi salah satu lapangan kerja terbesar. Pandemi sangat berat melanda Indonesia dua tahun lalu. Namun bidang pertanian terbukti mampu bertahan. Bahkan membantu meredam laju pengangguran,” katanya. Menurut Ravik, Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi langkah Polbangtan. Karena, mereka disiapkan menjadi petani millennial yang andal dan mampu bersaing. Sementara itu, Direktur Polbangtan Malang Dr Setya Budhi Udrayana menyebut, anak petani yang kuliah di Polbangtan, digembleng dengan teaching factory. Peternakan dan pertanian benarbenar dijalankan di sana. Kemampuan wirausaha juga didorong. “Sehingga, mereka punya kompetensi ketika turun ke lapangan untuk bertani dan beternak,” tuturnya. (fin/nay)

Sukses tidaknya upaya swasembada pangan Nusantara bergantung pada generasi petani millennial. Masa depan pertanian berada di tangan anak-anak muda yang mau bertani.